Bank Mandiri Dorong Pertumbuhan Aset dengan Digitalisasi dan Ekosistem Wholesale

Bank Mandiri terus menunjukkan performa yang luar biasa dengan pertumbuhan aset yang solid sepanjang tahun 2024. Dengan optimalisasi ekosistem wholesale, ekspansi kredit yang merata, dan transformasi digital yang agresif tapi bijak, Bank Mandiri berhasil mencatatkan total aset konsolidasi sebesar Rp2.427 triliun, tumbuh 11,6% YoY. Prestasi ini tidak hanya memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia dari segi aset, tetapi juga mencerminkan keberhasilan strategi yang mendukung pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit menjadi motor utama ekspansi bisnis, dengan total penyaluran kredit mencapai Rp1.670,5 triliun, meningkat 19,5% YoY, jauh di atas rata-rata industri. Segmen wholesale tetap menjadi pilar utama, dengan kenaikan 25,5% YoY hingga mencapai Rp913,3 triliun. Upaya terus dilakukan untuk mengoptimalkan potensi di sektor wholesale guna menjangkau lebih banyak sektor ekonomi yang membutuhkan akses permodalan.

Bank Mandiri juga memberikan perhatian khusus pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dengan penyaluran kredit mencapai Rp135 triliun, tumbuh 6% YoY. Strategi ekspansi ini memastikan pertumbuhan kredit yang merata di seluruh Indonesia, menciptakan dampak ekonomi yang inklusif, serta memperkuat daya tahan perekonomian nasional.

Selain fokus pada ekspansi bisnis, Bank Mandiri juga terus menguatkan layanan finansial melalui inovasi digital. Livin’ by Mandiri, super app unggulan bank ini, telah memiliki 29,3 juta pengguna dengan total transaksi mencapai 3,9 miliar, naik 38% YoY per akhir 2024. Di segmen pebisnis dan pelaku usaha, platform Kopra by Mandiri menjadi tulang punggung utama layanan perbankan wholesale dengan nilai transaksi mencapai Rp22.700 triliun, tumbuh 17% YoY.

Bank Mandiri juga terus mendorong inovasi digital untuk memberikan layanan perbankan yang lebih efisien, cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Transformasi ini menjadi bagian dari upaya bank dalam memperluas akses keuangan bagi lebih banyak pelaku usaha di Indonesia.

Dalam menjaga fundamental yang sehat, Bank Mandiri berhasil menjaga kualitas aset dengan baik, ditunjukkan dari turunnya rasio non-performing loan (NPL) menjadi 0,97%. Rasio pencadangan atau coverage ratio pun tetap optimal di level 304%, menunjukkan kesiapan bank dalam menghadapi berbagai tantangan ekonomi. Pada sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri tumbuh 7,73% YoY, mencapai Rp1.699 triliun, dengan dominasi dana murah (CASA) yang menyumbang 80,3% dari total DPK.

Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan tabungan sebesar 13,4% YoY menjadi Rp665 triliun, serta giro yang naik 3,6% YoY menjadi Rp606 triliun. Keberhasilan ini membuktikan efektivitas strategi digitalisasi yang fokus pada kemudahan transaksi dan efisiensi biaya bagi nasabah. Bank Mandiri juga mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp55,8 triliun di tahun 2024.

Dalam mendukung keberlanjutan, Bank Mandiri semakin agresif dalam mengalokasikan pembiayaan ke sektor ramah lingkungan. Portofolio hijau mencapai Rp149 triliun, tumbuh 15,2% YoY, dengan fokus utama pada Energi Baru Terbarukan (EBT) yang mencapai Rp11,8 triliun, naik 21% YoY.

Darmawan menegaskan bahwa ke depan, Bank Mandiri akan terus memperkuat perannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui inovasi dan kolaborasi yang lebih luas. Dengan fundamental yang kuat, inovasi digital yang agresif, dan strategi ekspansi yang terfokus pada sektor strategis, Bank Mandiri optimistis dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhan pada 2025.

Mungkin Anda juga menyukai