Dana Pensiun Multinasional Punya Potensi Besar Tingkatkan Dapen di Indonesia
Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) Dapen BCA melihat bahwa dana pensiun dari perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan penetrasi dana pensiun di Tanah Air. Meskipun masih belum ada data yang menyebutkan secara pasti siapa saja perusahaan multinasional yang memiliki dana pensiun di Indonesia, Direktur Utama Dapen BCA, Budi Sutrisno, yakin bahwa dana pensiun dari entitas tersebut dapat membawa praktik terbaik internasional dalam pengelolaan investasi dan manajemen risiko.
Menurut Budi, hal ini bisa menjadi inspirasi bagi dana pensiun domestik untuk meningkatkan efisiensi dan pengelolaan portofolio mereka. Kolaborasi dengan dana pensiun multinasional diharapkan juga dapat meningkatkan profesionalisme dan inovasi dalam industri dana pensiun di Indonesia.
“Dengan dukungan kebijakan pemerintah yang kondusif bagi investasi, kompetisi ini dapat mempercepat pertumbuhan dana pensiun di Indonesia yang saat ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya,” ujar Budi kepada Bisnis pada Selasa (21/1/2025).
Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penetrasi dana pensiun di Indonesia pada tahun 2023 hanya mencapai 6,73%, jauh di bawah negara-negara ASEAN lainnya seperti Singapura (83,73%) dan Malaysia (61,20%). Negara-negara maju seperti Belanda bahkan sudah mencapai 150,75%, Swiss 138,11%, dan Inggris 85,20%.
“Kerjasama antara dana pensiun domestik dan multinasional dapat membawa lebih banyak produk dan opsi investasi bagi masyarakat Indonesia, yang pada akhirnya akan meningkatkan partisipasi dalam dana pensiun dan memperkuat sistem keuangan jangka panjang di negara ini,” tambahnya.
Meskipun dana pensiun dari perusahaan multinasional dibebaskan dari pajak minimum global sebesar 15% yang mulai berlaku di Indonesia pada tahun 2025, Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) mengatakan bahwa keuntungan tersebut tidak langsung menarik minat investasi dana pensiun perusahaan multinasional masuk ke Indonesia.
“Masih belum menarik, karena minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) masih relatif kecil,” kata Bambang Sri Muljadi, Ahli ADPI.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait untuk terus mendorong edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menabung untuk pensiun. Dengan adanya kerjasama antara dana pensiun domestik dan multinasional, diharapkan penetrasi dana pensiun di Indonesia dapat terus meningkat sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi seluruh masyarakat.