96 Perusahaan Antri IPO dengan Nilai Penawaran Mencapai RP 20,41 Triliun
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa masih ada rencana 133 penghimpunan dana di pasar modal, di mana sebanyak 96 di antaranya sedang mengantre untuk melakukan penawaran umum saham atau Initial Public Offering (IPO). Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon dari OJK menyatakan bahwa penghimpunan dana di pasar modal masih berada dalam tren yang positif.
Hingga tanggal 29 Oktober 2024, nilai penawaran umum di seluruh instrumen mencapai Rp 219,45 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 51,20 triliun berasal dari 34 emiten baru yang berhasil menggalang dana. “Sementara itu, masih terdapat 133 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp 58,34 triliun,” ujar Inarno dalam konferensi pers virtual pada Jumat (13/12).
Dari 133 rencana tersebut, sebanyak 97 di antaranya merupakan rencana IPO dengan nilai penawaran mencapai Rp 20,41 triliun. Selain itu, ada 7 perusahaan yang akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) dengan total nilai sebesar Rp 6,95 triliun. Tidak hanya itu, terdapat juga 8 rencana penawaran umum efek bersifat utang dan/atau sukuk (EBUS) senilai Rp 6,56 triliun. Dan yang terakhir, terdapat 21 rencana penerbitan PUB EBUS Tahap I & II dengan total nilai sebesar Rp 24,43 triliun.
Secara keseluruhan, tren penghimpunan dana di pasar modal terus menunjukkan peningkatan yang positif. OJK optimis bahwa pasar modal Indonesia akan terus berkembang dan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk menggalang dana melalui berbagai instrumen yang tersedia.
Dengan adanya rencana IPO, PUT, EBUS, dan PUB EBUS, diharapkan pasar modal Indonesia dapat terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi semua pihak yang terlibat. Semua ini menunjukkan bahwa investor masih percaya pada potensi pasar modal Indonesia dan siap untuk berinvestasi dalam berbagai instrumen keuangan yang ditawarkan.