Indonesia Dapat Hibah Rp 248 Miliar dari UE dan Prancis untuk Mempercepat Transisi Energi

Melalui Indonesia Energy Transition Facility (IETF), Indonesia telah menerima hibah senilai 14,7 juta euro atau sekitar Rp 248,43 miliar dari Uni Eropa dan Prancis. Pendanaan ini merupakan bagian dari program 5 tahun yang akan berlangsung dari tahun 2025 hingga 2030. Program IEFT sendiri dirancang oleh Agence Francaise de Development (AFD) yang didukung oleh UE dan Prancis untuk mendukung implementasi Just Energy Transition Partnership (JETP), khususnya program pinjaman 500 juta euro. Uni Eropa akan menyediakan 10,6 juta euro dari total hibah tersebut, sementara Prancis melalui AFD akan menyumbangkan 4,1 juta euro.

Direktur Keuangan PT PLN (Persero), Sinthya Roesly, menyatakan bahwa sebanyak 44% dari dana hibah tersebut, yaitu 6,5 juta euro atau sekitar Rp 109,85 miliar, akan digunakan untuk mendukung transisi energi di Indonesia. “Tujuan kami adalah untuk mendukung transisi energi di Indonesia, dan sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya, PLN akan memastikan kami sangat komitmen untuk mendukung inisiatif ini. Hal ini juga merupakan bagian dari program energi transisi dan dekarbonisasi kami untuk tahun 2060,” ujar Shinthya dalam acara Kick Off Meeting IETF di Pullman Hotel, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 Februari 2025.

Shinthya juga menyatakan bahwa dana hibah tersebut akan digunakan untuk pengembangan kapasitas dan peningkatan kelembagaan yang akan membantu transisi energi di masa depan. Ia juga mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh pemerintah Prancis melalui AFD selama ini, di mana Indonesia telah menjalin kemitraan selama 15 tahun terakhir sejak tahun 2010. “Kami telah menerima dukungan sekitar 150 juta euro dari AFD dalam bentuk pembiayaan untuk berbagai proyek, termasuk transmisi, distribusi, dan proyek potensial senilai sekitar US$ 300 juta dalam kerangka program transisi energi. Kami juga akan memperluas dukungan ini untuk proyek energi terbarukan. Hal ini sangat relevan dengan diskusi kita hari ini,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menyatakan bahwa IETF merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Indonesia, Kementerian ESDM, dan AFD. Menurutnya, kerja sama ini tidak hanya mencerminkan dukungan terhadap hubungan antara Indonesia dan Prancis, tetapi juga komitmen bersama untuk mewujudkan transisi energi di Indonesia. “Dubes Prancis, Fabien Penone, telah menegaskan kepada saya bahwa Prancis sangat berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dalam hal transisi energi. Jadi, sesuai dengan kata-kata Menteri kami, ini bukanlah sekadar omong kosong,” ucapnya dalam sambutannya.

Ia menekankan bahwa langkah ini sejalan dengan visi dan prioritas sektor energi dalam Kabinet Merah Putih 2024-2029 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang salah satunya menitikberatkan pada ketahanan dan swasembada energi untuk memastikan kemandirian dan keberlanjutan energi nasional. Beberapa program prioritas yang sedang dijalankan saat ini antara lain Hilirisasi Mineral dan Batu Bara, Peningkatan Lifting Minyak dan Gas Bumi, Penerapan B40 atau Biodiesel 40%, dan Penyediaan Gas untuk Industri Dalam Negeri. Kementerian ESDM tetap berkomitmen untuk mencapai target INDC tahun 2030 dan Net Zero Emission tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.

Program IETF terbagi menjadi dua komponen penting untuk mengembangkan transisi energi yang adil di Indonesia. Pertama, dukungan terhadap kebijakan energi publik dan persiapan proyek energi terbarukan dan jaringan. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi transisi energi yang adil melalui regulasi sektor energi dan aspek lingkungan, sosial, dan gender terkait. Ini akan mendorong investasi dari sektor swasta terkait energi terbarukan dan kerangka kerja yang berkelanjutan secara lingkungan dan sosial. Kedua, dukungan kelembagaan dan pengembangan kapasitas untuk BUMN energi diharapkan dapat berkontribusi dalam memastikan portofolio proyek energi terbarukan layak, sesuai dengan praktik lingkungan dan sosial terbaik, untuk mencapai target JETP dalam penyebaran energi terbarukan.

Mungkin Anda juga menyukai