Fitch Ratings Indonesia Berikan Peringkat AAA Kepada Bank DBS Indonesia
Fitch Ratings Indonesia telah memutuskan untuk memberikan peringkat nasional jangka panjang ‘AAA (idn)’ kepada PT Bank DBS Indonesia (DBSI) dan peringkat nasional jangka pendek ‘F1+ (idn)’ untuk pertama kalinya. Peringkat ini diberikan kepada perusahaan atau obligasi yang memiliki tingkat risiko kegagalan pembayaran paling rendah dibandingkan dengan perusahaan atau obligasi lain di negara.
PT Bank DBS Indonesia (DBSI) merupakan cabang dari DBS Bank Ltd, dimana DBSI dimiliki sebanyak 99 persen oleh DBS Bank Ltd. Peringkat ini menggambarkan pendapat Fitch mengenai kemungkinan besar dukungan eksternal yang akan diberikan oleh induk perusahaan bank, DBS Bank Ltd (AA-/Stabil/aa-), ketika diperlukan. Menurut pendapat kami, dukungan yang lebih kuat terhadap profil kredit DBSI membuatnya lebih unggul daripada profil kredit mandiri. DBS memiliki Viability Rating (VR) yang lebih tinggi dibandingkan dengan skor lingkungan operasional Indonesia di ‘bb+’, yang membatasi profil kredit mandiri DBSI dan membuat profil kredit mandiri-nya tidak begitu penting. Profil ini juga dipengaruhi oleh DBSI, sebuah franchise lokal yang memiliki batasan, yang tercermin dalam pangsa pasar yang hanya sekitar 1 persen dari total aset hingga September 2023.
DBS memiliki kapabilitas yang sangat hebat dalam mendukung DBSI, karena mempunyai rating kredit yang sangat tinggi serta anak perusahaan yang relatif kecil. Pada akhir tahun 2023, aset dan ekuitas dari anak perusahaan hanya sekitar 1,3 kali dari total aset grup dan 1,7 kali dari total ekuitas grup. Namun, kesanggupan DBSI untuk menggunakan dukungan dari perusahaan induk mungkin terbatas karena ada risiko transfer dan konversi yang terjadi, seperti yang tercermin dalam batas negara ‘BBB’ dari Indonesia.
Menurut kami, DBS cenderung mendukung DBSI karena Indonesia merupakan salah satu dari enam pasar yang dianggap penting dan memiliki potensi bisnis yang baik dalam jangka panjang bagi grup ini. Perusahaan induk harus menghadapi risiko serius terhadap reputasinya jika terjadi kegagalan pembayaran dari DBSI. Hal ini dikarenakan adanya kesamaan nama dan merek, serta tingkat keterkaitan yang tinggi antara keduanya.