Pertumbuhan Pinjaman Bank Menurun di Kuartal Pertama, Namun Kinerja Kredit Tetap Kuat
Pada kuartal pertama tahun ini, terjadi peningkatan yang signifikan dalam pencairan pinjaman Bank Central Asia (BCA). Data yang dirilis menunjukkan bahwa pencairan pinjaman BCA melonjak sebesar 17,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year over year/yoy). Hal ini menunjukkan bahwa permintaan akan pinjaman bank tersebut terus meningkat, meskipun kondisi ekonomi global dan nasional masih belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi COVID-19.
Bank menjelaskan bahwa pertumbuhan pinjaman pada kuartal pertama biasanya cenderung lebih lambat atau bahkan negatif. Ini merupakan fenomena yang umum terjadi setiap awal tahun, di mana permintaan pinjaman dari masyarakat dan bisnis cenderung menurun setelah meningkat selama liburan akhir tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, bank tetap menyoroti kinerja yang kuat dalam mengelola portofolio kreditnya. Meski pertumbuhan pinjaman bisa lebih rendah dari periode sebelumnya, bank berhasil mempertahankan kualitas pinjaman dengan baik. Tingkat kredit macet tetap terkendali, dan rasio kredit bermasalah tetap berada pada level yang dapat diterima.
Adapun strategi yang diterapkan oleh bank untuk mengatasi perlambatan pertumbuhan pinjaman antara lain adalah dengan memperluas basis nasabah, meningkatkan penetrasi pasar, dan memperkuat kerja sama dengan mitra bisnis. Bank juga terus meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan sumber daya agar dapat tetap memberikan layanan yang kompetitif kepada nasabah.
Menurut analis ekonomi, peningkatan ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kebijakan suku bunga yang lebih rendah dari BCA untuk produk pinjaman, yang membuat pinjaman menjadi lebih terjangkau bagi para peminjam. Selain itu, adanya stimulus ekonomi dari pemerintah juga bisa menjadi faktor peningkatan permintaan pinjaman, di mana masyarakat atau pelaku usaha memanfaatkannya untuk mengembangkan usaha atau memenuhi kebutuhan finansial lainnya.
Dalam menghadapi tantangan pertumbuhan yang lambat pada kuartal pertama, bank menekankan pentingnya untuk tetap berhati-hati dalam ekspansi kredit dan menjaga kualitas aset. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi bank dalam menghadapi dinamika ekonomi yang terus berubah.
Penurunan Pinjaman Bank Pada Kuartal Pertama Biasanya Cenderung Lebih Lambat
Meskipun pencairan pinjaman BCA mengalami peningkatan yang signifikan, perlu diingat bahwa peningkatan ini juga perlu diimbangi dengan pengelolaan risiko yang baik. Bank perlu memastikan bahwa peminjam memiliki kemampuan untuk membayar pinjaman, serta melakukan evaluasi yang cermat terhadap permohonan pinjaman yang masuk. Dengan demikian, peningkatan pencairan pinjaman dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi, tanpa meningkatkan risiko kredit yang tidak terkendali.
Pada awal tahun 2024, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatat pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah pinjaman yang disetujui dan dicairkan. Total kredit yang diberikan oleh bank mencapai Rp835,7 triliun pada bulan Maret 20241, meningkat sebesar 17,1% dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan kredit ini dipicu oleh keyakinan positif masyarakat dalam konsumsi, terutama saat Ramadan dan Idulfitri, yang turut berperan dalam penyaluran dana pinjaman oleh BCA. Pertumbuhan kredit perusahaan mencapai 22,1% tahun ke tahun, dengan total mencapai Rp389,2 triliun, sementara kredit bisnis meningkat 9,3% tahun ke tahun menjadi Rp125,2 triliun. Peningkatan yang signifikan telah terjadi pada kredit UKM yang tumbuh sebesar 13,5% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total mencapai Rp110,4 triliun.
Salah satu sektor yang menjadi penyebab utama pergerakan ini adalah sektor konsumer, yang mengalami peningkatan sebesar 14,9% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total nilai mencapai Rp201,6 triliun. Kredit KPR BCA mengalami kenaikan sebesar 11,0% atau mencapai Rp121,7 triliun, sedangkan KKB mengalami pertumbuhan sebesar 22,2% atau mencapai Rp59,8 triliun. Selain itu, jumlah pinjaman konsumer yang masih harus dibayar, terutama dalam bentuk kartu kredit, mengalami peningkatan sebesar 22,6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai Rp17,1 triliun.
BCA juga memperlihatkan dedikasinya pada sektor yang berkelanjutan melalui penyaluran kredit yang mengalami pertumbuhan 9,1% year on year, mencapai Rp197,4 triliun, atau sekitar 23,5% dari total portofolio pembiayaan mereka. Sebagai upaya untuk mendukung kegiatan bisnis yang peduli terhadap lingkungan, BCA menawarkan penawaran suku bunga khusus untuk mengajukan kredit kepada pelanggan bisnis dan UKM.