Lazada Group Sukses Raih EBITDA Positif

Unit e-commerce milik Alibaba Group di Asia Tenggara, Lazada, berhasil mencatatkan penghasilan bulanan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) positif untuk pertama kalinya pada bulan Juli 2024. Capaian ini memberikan semangat baru bagi perusahaan teknologi tersebut setelah mengalami pertumbuhan bisnis yang melambat di China. “Keberhasilan mencapai EBITDA positif ini menunjukkan bahwa strategi bisnis Lazada telah efektif. Kami akan terus meningkatkan investasi di pasar Asia Tenggara dengan model operasional yang berkelanjutan,” ujar Chief Executive Officer (CEO) Lazada, James Dong, dalam pertemuan dengan karyawan pada Selasa (13/8/2024), seperti dilaporkan oleh Dow Jones Newswire.

Menurut data yang dirilis oleh Alibaba pada awal 2024, kerugian per pesanan Lazada telah berkurang secara signifikan. Hal ini terjadi berkat peningkatan monetisasi dan penurunan biaya logistik. Alibaba tidak secara khusus memisahkan laporan keuangan Lazada, yang merupakan unit utama dari divisi e-commerce internasional. Pada tahun fiskal 2023, divisi e-commerce internasional Alibaba mencatat kerugian EBITDA yang disesuaikan sebesar 8,035 miliar yuan atau sekitar 1,12 miliar dolar AS secara keseluruhan. Kerugian ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar 4,94 miliar yuan, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan investasi.

Selain Lazada, divisi e-commerce internasional Alibaba juga mencakup merek e-commerce lain seperti AliExpress, Trendyol, Alibaba.com, dan Daraz. Pada kuartal I 2024, pendapatan divisi e-commerce internasional Alibaba naik 45 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 27,45 miliar yuan atau sekitar 3,8 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan keseluruhan Alibaba sebesar 7 persen.

Lazada, yang berbasis di Singapura, beroperasi di enam pasar di Asia Tenggara dan memiliki target untuk melayani 300 juta pelanggan pada tahun 2030. Sebagai pemegang saham pengendali Lazada sejak 2016, Alibaba telah melakukan beberapa perubahan pada posisi chief executive dalam upaya untuk mengulangi kesuksesan mereka di pasar domestik ke luar China. Sejak didirikan pada tahun 2012, Lazada telah menjadi salah satu pemain utama di pasar e-commerce Asia Tenggara bersama dengan pesaing seperti Sea, Amazon, dan TikTok Shop. Lazada menghadapi persaingan ketat di Asia Tenggara dengan Amazon dan Shopee, yang merupakan aplikasi e-commerce milik Sea.

Data pasar yang dirilis oleh Sensor Tower menunjukkan bahwa Shopee mengalami peningkatan tahunan sebesar 10 persen dalam jumlah pengguna aktif bulanan global pada semester I 2024, sementara Lazada mengalami penurunan sebesar 12 persen dalam kategori yang sama. Di Indonesia, Lazada terus melakukan berbagai inisiatif untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan, termasuk melalui pemberdayaan merek dan penjual lokal. Salah satunya adalah menjadi mitra resmi Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2023 yang diselenggarakan oleh Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) pada akhir tahun lalu.

Mungkin Anda juga menyukai